Selasa, 04 Desember 2007

Reog Ponorogo INDONESIA vs Tarian Barongan Malaysia a.k.a Malingsia

Di sadur dari http://www.malingsia.com/?p=289

Seorang teman membuat saya tersentak hari ini, “Njie, budaya kotamu diambil Malaysia.”

Kalimat diatas membuat saya langsung berfikir keras ?
“Budaya kotaku ?”
“Iya, Reog Ponorogo itu lho ?”

Kemudian dari link yang diberikan oleh teman saya tersebut, saya mulai menelusuri satu per satu hingga sampai di sebuah bagian yang judulnya Tarian Barongan.

Silahkan Anda mengikuti langkah saya :
http://www.heritage.gov.my/ >> Kesenian >> Tarian >> Tarian Tradisional Melayu >> Tarian Barongan (option ke lima dari atas)

Anda akan disuguhi kata-kata seperti ini :

Barongan menggambarkan kisah-kisah di zaman Nabi Allah Sulaiman dengan binatang-binatang yang boleh bercakap. Kononnya, seekor harimau telah terlihat seekor burung merak yang sedang mengembangkan ekornya. Apabila terpandang harimau, merak pun melompat di atas kepala harimau dan keduanya terus menari. Tiba-tiba Pamong (Juru Iring) bernama Garong yang mengiringi Puteri Raja yang sedang menunggang kuda lalu di kawasan itu. Pamong lalu turun dari kudanya dan menari bersama-sama binatang tadi. Tarian ini terus diamalkan dan boleh dilihat di daerah Batu Pahat, Johor dan di negeri Selangor.

Kontan saya terperanjat ! Dari fotonya saya yakin betul bahwa itu mirip sekali dengan kesenian dari kota kelahiran saya, Ponorogo - Jawa Timur. Saya lahir dan besar di Kota Reog ini. Saya hafal setiap bentuk dari Reog, riwayat dan asal-usul kesenian yang juga menjadi simbol dari Propinsi Jawa Timur ini.

Silahkan kunjungi website kota Ponorogo, dan Anda akan disuguhi tampilan dari Reog yang mirip dengan Tarian Barongan dari Malaysia ini.
http://reog.ponorogo.go.id/

Menurut cerita kelahiran kesenian Reog dimulai pada tahun saka 900. Dilatarbelakangi kisah tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana, Raja Kerajaan Bantarangin yang sedang mencari calon Permaisurinya. Bersama prajurit berkuda, dan patihnya yang setia, Bujangganong. Akhirnya gadis pujaan hatinya telah ditemukan, Dewi Sanggalangit, putri Kediri. Namun sang putri menetapkan syarat agar sang prabu menciptakan sebuah kesenian baru terlebih dahulu sebelum dia menerima cinta sang Raja. Maka dari situlah terciptalah kesenian Reog.

Bentuk Reog pun sebenarnya merupakan sebuah sindiran yang maknanya bahwa sang Raja (kepala harimau) sudah disetir atau sangat dipengaruhi oleh permaisurinya (burung merak).

Biasanya satu group dalam pertunjukan Reog terdiri dari seorang Warok Tua, sejumlah warok muda, pembarong, penari Bujang Ganong, dan Prabu Kelono Suwandono. Jumlahnya berkisar antara 20 hingga 30-an orang, peran sentral berada pada tangan warok dan pembarongnya.

Tulisan Reog sendiri asalnya dari Reyog, yang huruf-hurufnya mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: rasa kidung/ingwang sukma adiluhung/Yang Widhi/olah kridaning Gusti/gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa.

Penggantian Reyog menjadi Reog-yang disebutkan untuk “kepentingan pembangunan”- saat itu sempat menimbulkan polemik. Bupati Ponorogo Markum Singodimejo yang mencetuskan nama Reog (Resik, Endah, Omber, Girang gemirang) tetap mempertahankannya sebagai slogan resmi Kabupaten Ponorogo.

Alur cerita pementasan Reog yaitu warok, kemudian jatilan, Bujangganong, Kelana Sewandana, barulah barongan atau dadak merak di bagian akhir. Ketika salah satu unsur di atas sedang beraksi, unsur lain ikut bergerak atau menari meski tidak menonjol.

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Sumber : berbagai sumber

Sebagai masyarakat Ponorogo asli, jujur saya sedih dengan adanya berita ini. Sepertinya budaya asli Indonesia mulai diangkuti satu per satu oleh malingsia.

Sejak kasus Sipadan-Ligitan, Ambalat, pemukulan wasit dan penyiksaan TKI kita di malingsia, Pematenan lagu Rasa sayange, Ilir-ilir, Indung-Indung, Si Jali-jali, batik, wayang, angklung, dll, saya pribadi sangat menyayangkan sikap Pemerintah malingsia yang seolah-olah arogan terhadap bangsa serumpunnya, yakni Indonesia.

Indonesia ? Kapan Anda sadar akan imperialisme perlahan-lahan seperti ini ?

5 komentar:

Indonesia Jaya mengatakan...

Barongan yang dilakukan dimalaysia adalah reok yang dipebtaskan oleh orang-orang ponorogo dan jawa timur yang menetap dan berkewarganegaraan malingsia, mereka tetap mengakui reog atau barongan asalnya dari ponorogo Indonesia, tapi hanya pemerintah malingsia mengklaim barongan dan budaya lain dari Indonesia adalah budaya mereka karena mereka tidak mempunyai kebudayaan untuk dibanggakan, mereka hanya mempunyai melayu untuk dibanggakan. Jadi tidak salah mereka adalah bangsa maling yang mengaku melayu, islam dan saudara serumpun.

Johan mengatakan...

Itu namanya budaya. Budaya adalah milik bangsa dan bukan milik watga. Maka bangsa jawa yang mengaku melayu di malaysia mempraktikkan budayanya. Macam makan tempe. Jika kamu Indon Sia sebagai warga Indonesia tetapi kamu berbangsa atau etnis jawa udah tentu kamu mempraktikkan budaya jawa itu seperti duka meninggi diri, bersopan santun didepan tetapi kejam bila berpelusng membantai. Duka bergaul dengan etnis sendiri dan amat kecut bila berhafapan dengan etnis minang. Begitulah budaya, yang dibawa turun temurun.

Johan mengatakan...

INDON SIA, anda hate malay kerana kamu sama ada jawa atau china.
Orang jawa Indonesia (saya tetap hormat negara ini) tidak mahu mengaku Melayu. Tetapi wahai Indon Sia, etnis jawa di Malaysia mengaku diri masing-masing melayu untuk dapat hak pribumi.
inilah budaya Jawa, turun temurun mementingkan keselamatan diri dan pandai menyesuaikan diri bila lemah.

atok_rock mengatakan...

Kenapa wong jowo indonesia mau marah pada malaysia kerana barongan saja..sepatutnya bangga sebab keturunan yg sama kembangkan leluhur tradisi nenek moyang..kalau marah ibarat marah keturunan wong jowo sendiri..yg patut dimarah jika kerajaan malaysia nyata mengklaim itu budaya asal malaysia..saya sokong bukan,tetapi cuma salah satu budaya pelbagai yg malaysia ada di nusantara khususnya dr indonesia..tak malu kah indonesia seagama marah memarahi dan memusuhi adat tradisi yg sama dr keturunan, tak nmpk adat dan budaya kaum lain bukan Islam mcm cina dan india bawa adat dia ke nusantara dgn aman..tp negara asal mereka tidak marah pun..sbb mereka tau, itu keturunan mereka..wong jowo indon sama wong jowo malaysia kena sepakat..sedulur..kulaan..sekian..

atok_rock mengatakan...

jgn kerana adat budaya kita mau bertelagah..takda faedah..asia tenggara selain indonesia, malaysia negara ke2 terkuat agama Islam, selepas itu brunei..singapura sudah terkaluar kerana pemimpin ialah cina, malaysia masih lg pemimpin melayu dari suku keturunan indonesia sendiri..jika tak bersatu, israel akan menghentam setiap satu dgn mudah seperti negara arab yg tidak bersatu walaupun negara arab kuat dan canggih..Indonesia dihentam, malaysia terasa, malaysia dihentam tentu indonesia terasa, kerana ramai kerabat saudara cari rezeki di malaysia juga..