KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi gerah dengan pengakuan etnis India bahwa mereka menjadi golongan marginal. Klaim itu, menurut dia, sama sekali tidak benar.
“Saya sebetulnya jarang marah. Tapi, kebohongan yang terang-terangan ini membuat saya sangat marah dan ini sama sekali tidak bisa ditoleransi,” ujar Badawi seperti dilansir kantor berita Bernama.
Pemerintah Malaysia memang dikagetkan oleh demo besar-besaran yang dilakukan etnis India di Malaysia pada Minggu, 25 November. Ketika itu, etnis India memprotes kebijakan pemerintah Malaysia yang mereka anggap pilih kasih.
Kemarahan Abdullah juga meledak akibat pengakuan kelompok tersebut bahwa mereka adalah korban “pembersihan etnis”. Itu tertulis dalam surat yang ditujukan kepada pemerintah Inggris sebagai penjajah yang membawa etnis India dari negara asalnya untuk dijadikan sebagai pekerja pada 1800-an.
“Pembersihan etnis itu sama seperti yang terjadi di Bosnia saat Serbia membunuh dan menghalalkan berbagai cara untuk menghilangkan Bosnia dari negaranya. Tapi, kami kan sama sekali tidak berbuat seperti itu di sini,” lanjut Badawi.
Sang PM juga menyangkal bahwa pemerintah sengaja meminggirkan India untuk menaikkan status etnis Melayu.
“Selama 50 tahun kemerdekaan Malaysia, kami tidak pernah mempunyai masalah dengan India. Saya telah membantu mereka dengan banyak cara. Bila mereka perlu dana untuk memperbaiki kuil, saya membantunya karena kami memang menghargai agama lain. Lagi pula, mereka bukanlah musuh kami. Selama ini mereka telah bekerja sama dengan baik,” kata negarawan yang akrab disapa Pak Lah itu.
Tidak dimungkiri bahwa kerusuhan yang terjadi beberapa lalu dan melibatkan puluhan ribu orang itu membuat Malaysia menjadi sorotan dunia internasional. Apalagi protes atas kasus diskriminasi juga pernah dilakukan etnis Tionghoa yang tinggal di negara tersebut.(AFP/dia/ami)
1 komentar:
Melayu berada di kedudukan ke 3 dlm tangga gaji selepas india, adakah melayu rasis?
Posting Komentar